Senin, 13 September 2010

CHE GUEVARA ADER TULANG PUNGGUNG REVOLUSI

(September 1962)


Artikel ini dimuat dalam Jurnal bulanan Cuba Socialista (edisi September 1962)

Teks terjemahan diambil dari situs indo-marxist.net


Tak perlu lagi untuk meragukan watak khas revolusi kita,tentang hal-ikhwalnya, dengan semangat spontanitasnya, yakni transisi yang berlangsung dari revolusi pembebasan nasional menuju revolusi sosialisme. Dan tak perlu pula meragukan peningkatan pesat dari tahap-tahap perkembangannya, yang dipimpin oleh orang-orang yang sama yang ikut serta dalam peristiwa heroik penyerangan garnisun Moncada, berlanjut melalui pendaratan Granma, dan memuncak pada deklarasi watak sosialis dari revolusi Kuba. Para simpatisan baru, kader-kader, dan organisasi-organisasi membentuk sebuah strukfur organisasional yang pada awal gerakan masih lemah, sampai kemudian berubah menjadi luapan rakyat yang akhirnya mencirikan revolusi kita.

Ketika kemudian menjadi nyata bahwa suatu kelas sosial baru secara tegas mengambil alih kepemimpinan di Kuba, kita juga menyaksikan keterbatasan yang besar dalam menggunakan kekuasaan negara karena adanya kondisi-kondisi yang kita temukan di dalam tubuh negara. Tidak ada kader untuk melaksanakan sejumlah besar pekerjaan yang harus diisi dalam aparat negara, dalam organisasi-oganisasi politik, dan seluruh front ekonomi.

Segera setelah kekuasaan berhasil direbut, pos-pos birokratik hanya diisi dengan cara 'asal tunjuk' saja. Tidak menimbulkan masalah yang besar--tidak satupun karena struktur lama belum dihancurkan. Aparat berfungsi lamban dan tertatih tatih seperti sesuatu yang tua dan hampir mati. Tapi ia memiliki organisasi dan di dalam organisasi yang- memadai untuk mempertahankan dirinya melalui kelembaman, melecehkan perubahan-perubahan politik sebagai awal bagi perubahan struktur ekonomi.

Gerakan 26 Juli yang masih disibukkan oleh pertarungan internal sayap kanan dan sayap kiri, tidak bisa mencurahkan dirinya untuk tugas-tugas pembangunan. Dan Partai Sosialis popular yang karena terlampau lama mengalami serangan-serangan keji dan bergerak di bawah tanah selama bertahun-tahun, tidak mampu mengembangkan kader-kader menengah untuk menangani tanggung jawab baru.

Ketika campur tangan negara yang pertama kali dalam ekonomi berlangsung (1), tugas-tugas menemukan kader tidaklah terlalu rumit, dan memungkinkan untuk memilih diantara rakyat yang telah memiliki basis minimum untuk menjalankan posisi-posisi kepemimpinan. Tetapi dengan percepatan proses yang dimulai dengan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Amerika dan kemudian disusul dengan perusahan-perusahaan besar Kuba, kebutuhan nyata untuk teknisi-keknisi administrasi mulai muncul. Di sisi lain, kebutuhan akan teknisi-teknisi produksi dirasakan semakin mendesak. krena larinya banyak teknisi yang tertarik oleh posisi-posisi yang lebih baik yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaaan imperialis di AS atau di negeri Amerika Latin lainnya. Sementara sibuk dengan tugas-tugas organisasional ini, aparat-aparat politik harus melakukan upaya yang gigih untuk memperhatikan masalah ideologi kepada massa yang bergabung dalam revolusi dan berhasrat besar untuk belajar.

Kita semua telah berusaha menjalankan peran sebaik mungkin, tapi bukannya tanpa ada masalah dan kekecewaan. Banyak kekeliruan yang dilakukan dalam bidang administratif di tingkat eksekutif pusat. Banyak kesalahan telah dibuat oleh para administratur baru di perusahaan-perusahaan yang sarat dengan tanggung jawab besar. Kita juga mengakui adanya-kekeliruan besar dan mahal yang dilakukan oleh aparat-aparat politk, yang sedikit demi sedikit merosot menjadi birokrasi yang melenakan.dan menghanyutkan, yang dijadikan sebagai batu loncatan untuk pos-pos birokratik yang penting atau kurang penting yang pada akhirnya memisahkan mereka dari massa.

Penyebab utama dari kekeliruan-kekeliruan kita adalah kurang memahami kenyataan yang ada. Selain itu, kita kekurangan perangkat, yang menumpulkan pandangan kita dan membelokkanpartai menjadi sebuah organisasi birokratik, yang membahayakan administrasi dan produksi, kita kekurangan kader-kader maju pada tingkat menengah. Ini merupakan bukti bahwa pengembangan kader sama artinya dengan kebijakan turun ke massa. Semboyannya adalah sekali lagi untuk menegakkan kontak dengan massa, kontak yang dipelihara terus oleh revolusi pada masa-masa awalnya.tapi ini harus ditegakkan melalui mekanisme yang mampu memberikan hasil-hasil yang paling menguntungkan baik bagi kepentingan sentimen massa maupun dalam penyampaian kepemimpinanpolitik, yang di banyak kasus hanya diberikan melalui campur tangan PM Fidel Castro atau beberapa pimpinan revolusi lainnya.

Pada titik ini kita dapat mengajukan pertanyaan : apakah itu kader ? kita harusmenyatakan bahwa seorang kader adalah seorang individu yang telah mencapai perkembangan politik yang cukup mampu menafsirkan petunjuk-petunjuk yang lebih besar berasal dari kekuasaan pusat menjadikanya sebagai miliknyadan memegangnya sebagai suatu orientasi ke massa ; seseorang yang pada saat yang sama harus juga mampu menafsirkan isyarat-isyarat yang dimunculkan oleh massa mengenai keinginan-keinginan dan motivasi mereka yang paling dalam.

Seorang kader adalah seorang yang memiliki disiplin ideologis dan administratif, yang mengetahui dan mempraktekkan sentralisme-demokrasi dan yang mengetahui bagaimana mempraktekkan azas diskusi kolektif dan pengambilan keputusan serta tanggung jawabnya masing-masing. Ia adalah seorang individu yang telah terbukti kesetiaannya, yang keberanian lahiriah dan moralnya telah berkembang seiring dengan perkembangan ideologisnya, yang dengan demikian ia selalu berkeinginan untuk menghadapi setiap perdebatan dan bahkan menyerahkan seluruh hidupnya untuk kejayaan revolusi. Sebagai tambahan, ia juga seorang individu yang dapat berfikir berdikari, yang mampu membuat keputusan-keputusan yang diperlukan dan melakukap prakarsa kreatif yang tidak bertentangan dengan disiplin.

Karenanya, kader adalah seorang pencipta, seorang pemimpin yang berpendirian kukuh, seorang teknisi dengan tingkat politik yang baik, yang memegang prinsip dialektika untuk memajukan sektor produksinya, atau mengembangkan massa dari posisi kepemimpinan politiknya.

Manusia teladan ini, yang dari luar nampak seolah-olah tingkat kebajikannya itu sulit dicapai, ternyata hadir diantara rakyat Kuba, dan kita menemuinya tiap hari. Hal yang pokok sebetulnya adalah mengambil manfaat dari setiap peluang yang ada guna mengembangkan mereka semaksimal mungkin, untuk mendidiknya, untuk menarik manfaat yang paling besar dari setiap kader dan mengalihkannya menjadi nilai tertinggi bagi kepentingan bangsa.

Pengembangan saorang kader dicapai melalui pelaksanaan tugas-tugas setiap hari. Selain itu, tugas-tugas itu harus dijalankan secara sistematik, di dalam sekolah-sekolah khusus, diajar oleh pengajar yang kompeten--yang memberikan teladan bagi murid-muridnya--akan mendorong kemajuan ideologis yang paling pesat .

Dalam sebuah sistem yang sedang mulai membangun sosialisme, jelas kader harus maju secara politik. Selain itu, bila kita mempertimbangkan perkembangan politiknya, kita tidak hanya memperhitungkan teori Marxist. Kita harus juga menuntut tanggungjawab dari individu terhadap tindakan-tindakannya, sebuah disiplin yang mengendalikan setiap kelemahan dan yang tidak menghambat lahirnya prakarsa Dan kita harus mgnuntut kekhusukkannya yang terus-menerus terhadap semua masalah-masalah revolusi. Untuk dapat mengembangkan seorang kader, kita harus memulai dengan menegakkan prinsip seleksi diantara massa. Di sana lah kita menemukan individu-individu yang berkembang, yang diuji oleh pengorbanan atau yang baru mulai menunjukkan kepeduliannya dan menugaskan mereka ke tempat-tempat belajar khusus ; atau bila belum ada sekolah-sekolah sedemikian, berikan mereka tanggung jawab yang lebih sehingga mereka teruji dalam kerja praktek.

Dengan cara ini kita telah menemukan sejumlah besar kader-kader baru di tahun-tahun belakangan ini. Tapi perkembanqan mereka tidaklah sama, ketika kawan-kawan muda itu harus menghadapi kenyataan dimana kemunculan pera revolusioner itu tanpa kepemimpinan partai yang memadai. Beberapa diantaranya memang benar-benar berhasil, tetapi lainnya tidak dapat menyelesaikannya dan terputus di tengah jalan Atau lenyap begitu saja ditelan labirin birokrasi, atau terperosok ke dalam godaan-godaan kekuasaan.

Untuk menjamin kemenangan dan konsolidasi menyeluruh dari revolusi, kita harus mengembangkan berbagai jenis kader yagn berbeda. Kita membutuhkan kader politik yang akan menjadi fondasi bagi organisasi-organisasi massa, dan yang akan memimpin massa melalui aksi Partai Persatuan Revolusi Sosialis (2). (Kita telah mulai meletakkan fondasi ini bersama Sekolah Pengajaran Revolusioner, tingkat nasional dan propinsi dan bersama kelompo-kelompok pengkajian dan studi di semua tingkatan). Kita juga membutuhkan kader-kader militer. Untuk mencapai itu kita dapat memanfaatkan proses seleksi selama perang yang dibuat diantara pejuang-pejuang muda kita. Karena, banyak diantara mereka yang masih hidup tapi tanpa pengetahuan teoritik yang cukup, tapi mereka teruji di bawah siraman peluru. Mereka teruji di dalam keadaan perjuangan yang paling su1it, dengan kesetiaan yang telah terbukti kepada rejim revolusioner seJak kelahiran dan perkembangannya, mereka berkait erat semenjak perang gerilya pertama di Sierra Maestra itu. Kita juga mengembangkam kader-kader ekonomi, yang akan mengabdikan dirinya khusus untuk menghadapi perencanaan yang sulit dan tutas-tugas negara sosialis pada masa pembentukannya.

Adalah perlu untuk bekerja dengan kaum profesional, dengan mendesak kaum muda untuk mengikuti salah satu karir teknik yang lebih penting dalam upaya memberikan i1mu pengetahuan, sebuah energi antusiasme ideologis yang menjamin kelajuan pembangunan. Adalah keharusan untuk menciptakan suatu tim administratif yang mengetahui bagaimana menqambi1 manfaat dan_ menyesuaikan pengetahuan teknis khusus lainnya, serta membimbing perusahaan-perusahaan organisasi negara lainya, untuk membawa membawanya sejalan dengan irama revolusi.

Ukuran umum bagi semua kader ini adalah kejernihan politik. Tapi ini bukan berarti dukungan membabi buta terhadap dalil-dalil revolusi, melainkan suatu dukungan yang beralasan. Hal itu memerlukan kapasitas yang besar untuk berkorban dan satu kapasitas analisis dialekttis yang memungkinkannya untuk memberikan sumbangan yang berkesinambungan pada semua tingkatan, hingga memperkaya teori dan praktek revolusi. Kawan-kawan ini harus diseleksi hanya dengan penerapan prinsip bahwa yang terbaiklah yang akan maju ke depan dan yang terbaiklah harus diberikan kesempatan terbesar untuk berkembang.

Dalam semua situasi ini, fungsi kader adalah sama pada masing-masing front yang berbeda. Kader adalah komponen penting dari motor ideologis dari Partai Persatuan Revolusi. Hal ini adalah sesuatu yang dapat kita sebut sebagai gigi penggerak dari motor itu. Menjadi penggerak lantaran ia merupakan bagian dari motor yang menjamin agar motor tersebut bekerja dengan benar. Menjadi penggerak karena ia tidak hanya sekedar penyampai slogan atau menuntut kenaikan atau penurunan, tetapi seorang pencipta yang akan membantu dalam pengembangan massa dan penyampai informasi pada para pemimpin serta menjembatani kontak diantara mereka. Kader memiliki misi penting yang melihatnya bahwa semangat besar revolusi tidak terkikis, dan semnagat besar revolusi tidak terbuang percuma dan tidak terlelap atau berkurang ritmenya. Ini merupakan posisi yang rawan. Ia menyampaikan apa yang datang dari massa dan menanamkan orientasi partai pada massa.

Oleh karena itu pengembangan kader sekarang adalah sebuah tugas yang tak dapat ditunda lagi. Pengembangan massa telah dilaksanakan oleh pemerintah dengan tekad yang besar dan dengan program-program bea-siswanya, dengan prinsip seleksi dengan program studi untuk para pekerja yang menawarkan berbegai kesempatan bagi pengembangan berbagai teknologi; dengan pengembangan sekolah-sekolah teknik yang khusus; dengan pengembangan sekolah-sekolah dan universitat-universitas yang membuka karir-karir baru. Pendeknya, hal ini dilakukan dengan pengembangan studi, kerja, dan kewaspadaan revolusioner sebagi semboyan bagi seluruh negeri kita, yang secara fundamental berbasis pada persatuan Komunis Muda, darimana semua jenis kader harus muncul di masa depan. Bahkan kader-kader pimpinan revolusi.

Hal yang berkaitan erat dengan konsep "kader" adalah konsep kapasitas untuk berkorban, untuk memperlihatkannya melalui contoh-contoh pribadi dari kebenaran dan semboyan revolusi. Sebagai pimpinan politik, para kader harus memperoleh penghargaan dari para pekerja oleh tindakan-tindakan mereka. Adalah suatu keharusan, bahwa mereka memperoleh penghargaan dan kecintaan dari kawan-kawan mereka yang mereka harus bimbing dalam jalan kepeloporan.

Karena semua inilah, tidak ada kader yang lebih baik daripada mereka yang dipi1ih oleh massa di dalam pertemuan-pertemuan yang memilih para pekerja teladan, yang akan bergabung di dalam PURS bersama anggota-anggota lima ORI yang lulus dalam semua ujian seleksi. Pada awalnya, mereka hanya merupakan sebuah partai kecil tapi dengan pengaruh yang besar diantara para pekerja. Kemudian akan tumbuh di saat kemajuan kesadaran sosialis mulai menunjukkkan hasilnya dan ketaatan total terhadap perjuangan rakyat menjadi suatu hal yang diperlukan. Dengen pimpinan-pimpinan perantara dengan kualitas ini, tugas-tugas sulit yang berada di hadapan kita akan diselesaikan dengan kesalahan yang lebih sedikit. Setelah melalui suatu periode yang membingunghan dan metode yang buruk, akhirnya kita tiba pada satu kebijaksanaan yang tepat yang tidak akan pernah ditinggalkan. Dengan impuls kelas pekerja yang selalu diperbarui yang disirami dari pancuran air yang tiada habis-habisnya, para anggota PURS masa depan, dan kepemimpinan partai kita, sepenuhnya kita laksanakan tugas pembentukan kader-kader yang akan menjamin perkembangan yang kukuh dari revolusi kita. Kita harus berhasil dalam tugas ini.

September 1962

Keterangan:

1. Pada November 1959, pemerintahan revolusioner menyetujui suatu undang -undang yang memberikan wewenang pada menteri. perburuhan untuk campur tangan dalam suatu peruahaan, memegang kendali menejemennya tanpa merubah pemilikannya, Para pemilik perusahaan yang diinterrvensi tetap berhak untuk memperoleh laba. bagaimanapun, pada prakteknya sebagian pemilik dari perusahaan-perusahaan ini hengkang dari Kuba. Prosedur ini digunakan terus oleh pemerintah revolusioner sampai akhir 1960, di saat semua cabang-cabang ekonomi pokok dinasionalisasi.

2. Pada saat artikel ini ditulis PURS berada dalam proses pembrntukannya, Pada bulan Maret 1962, pendahulu-pendahulunya ORI, The Integrated Revolution --yang dibentuk melalui penggabungan Gerakan 26 Juli, Partai Sossalis Popular dan Directorate Revolsioner--telah menjalani suatu - proses reorganisasi menuju konsolidasi partai baru di paruh akhir 1963, pusat tari reorganiiasi ini adalah pertemuan-pertemuan yang diadakan pada ribuan tempat-tempat kerja di seluruh Kuba. Masing-masing pertemuan mendiskusikan dan memiiih dari tempat kerja itu seorang pekerja teladan. Mereka yang terpilih pade gilirannya dipertimbangkan untuk keanggotaan partai.

2017 Revolusi Indonesia Jilid 2

Perang Dunia ke 4 sebagai Klimaks


8 tanda-tanda Revolusi di akhir tahun 2010 ini, sebagai prasyarat sebuah revolusi jiklid 2 th 2017
1. Nasbi Perekonomian orang kaya dan miskin sama-sama hancur
2. Hutang negara bertambah
3. Biaya rakyat hidup mahal
4. Pendidikan hanya sudah dijual belikan
5. Penganguran diaman-mana
6. Orang korupsi dimana-mana, karena hukum tidak jelas
7. antar rakyat dan Bangsa kita sudah di adu damba
8. Kebijakan politik tidak tearah,,tidak pro rakyat indonesia

9. Seandainya ini 8 tanda-tanda ini di alami semua negara, maka bisa terjadi perang dunia ke 4.... antar negara.. benua,,, dan blok.. barat dan timur... bahaya !!!

Maka negara dan pihak pemangku kebijakan, hendaknya mampu merubah kondisi 8 di atas untuk segera di pulihkan jangan smapi dengan item 9 (perang dunia ke 4) dan segera diatasi dengan nilai kesadaran tinggi, untuk menyelamatkan dunai melalui bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, kalau tidak maka di era pasar bebas ini dan era transidi demokrasi yang tidak jelas dan amandemen UD 45 dgn merusanya pengalaman Pancasila yang salah dan disalahgunakan sebagai idiologi, falsafah bangsa kita.

Maka terjadilah hal-hal di atas, perang dunia ke 4 yang di mulai dengan Revolusi Indonesia jilid II th 2017 mendatang,

Ini adalah bagian dari analisa saja sosial poliitk , dan analisa ini berdasar pada belajar dari pengalaman, pengamatan dan hikmah dari cerita-cerita hasil pembacaan kondisi-kondisi nyata kiat alami tiap hari. rakyat miskin dan kaya mengeluh dan mengeluh dengan keadaan nasib dan posisi ini. Sebab 74 % penduduk kita tinggal digaris kemskinan,,,, selebihnya kekayaan orang elit dan pejabat luar negeri ini sebagai pengendali bangsa kita.


Senin, 06 September 2010

Meneguhkan NKRI dan Pancasila



Meneguhkan NKRI dan Pancasila
(Di Tengah Politik Neoliberal)

“Nyawa sudah Ku serahkan padamu Tuhan demi hidup untuk mampir ngombe, Nyawa sudah kuserahkan kepada merah putih, dan kepada kawan-kawan, sahabat dan rekan-rekanita pemuda/I di puluhan ribu kepulauan di Nusantara siap untuk meneguhkan NKRI dan Pancasila.” Teriakan para pahlawan dan pendiri bangsa.
Siapa pembuat negara ini ? siapa yang meneruskan jawabannya Bangsa Indonesia, tetapi siapa yang membuat aturan main bernama pemerintah dan legislatif (tetapi mereka masih di tunggangi pihak asing ) untuk kepentingan merka yang pada akhirnya kekuasaan) Negara kita bukan dimiliki (tetapi dimiliki oleh mereka bernama kolonial berkedok penyelamatan.
Merah Putih sudah dirobek-robek, UUD 45 sudah dipalsu dan diputarbalikan, sudah diacak-acak. Padahal ilmu akan kucari terus untuk belajar kepada mereka, kami miskin tidak apa-apa dari pada kaya gelisah, demi keutuhan NKRI dan menjaga gubug Pancasila yang sudah roboh oleh gerakan-gerakan kolonial berdasi.
Siapa kolonial berdasi, mereka sang penjual-penjual kapitalis, mereka pemikir pemimpin yang tak amanah, mereka Botoh partai, mereka penguasa bankir-bankir, mereka penguasa kekayaan kita) kita sudah tidak punya apa-apa lagi.
Politik kekuasaan yang mereka hadapi adalah (politik independent tapi beruntung dan merugikan kita). Pemerintah hari ini bukan bekerja untuk kita, pemerintah hari ini bekerja menjadi budak-budak para konglomerat, mereka dapat bayaran untuk perut sendiri, sementara rakyat menangis dan mentaati kebijakan untuk rakyat mereka tidak ada.
Rakyat terus belajar-ters bergerak, sudah paham dan tahu apa yang terjadi para sandiwara dan skenario yang ditunggangi mana yang benar-memikirkan rakyat. Pemilu bagian dari salahsatu pintu gerbang menata pemerintah yang dikehendaki rakyat, bukan kehendak para pemegang uang, hanya satu kata rakyatlah yang berdaulat. Mau apalagi mereka, terus kita bagaimana menjaga bangsa ini.
Rakyat tidak butuh apa-apa hanya butuh waras, selamat aman dan nyaman untuk menikmati kehidupan. Biar kita tenang dan damai hidup di negeri sendiri. Tanpa menjadi budak di negeri para perusak negara dan rakyat kita. NKRI dan pancasila tidak rela.
Kenapa negeri ini banyak orang miskin,?????
Kenapa bangsa kita selalu dirundung konflik antar bangsa, antar suku antar kelompok. Kita selalu setiap hari dibenturkan dan di adu domba oleh sistem yang membuat kita selalu perang dan perang.
Alangkah baiknya marilah kita duduk bersama, bincang bersama rumuskan bersama, jangan lagi kita perang dan konflik antar saudara-saudara kita. Hentikan semua yang sudah berlalu demi perjalanan kita dan anak cucu kita kedepan.

Mari jaga persatuan dan kesatuan ” kebhinekaan tunggal IKA dalam meneguhkan dan meneruskan cita-cita kemerdekaan bangsa kita yang belum tercapai. Maka jalan satu-satunya, adalah mari untuk bisa berjalan bersama mencari bersama, bersatu dan dalam keutuhan PANCASILA dan NKRI.

Jangan Robek Merah Putihku

Pembaca yang budiman,
kawan2 Ku se tanah air

Merah Putih Janganlah Robek
Pancasila dan NKRI harga mati
Merah putih berkibarlah terus
Sepanjang masa....

Kita sebagai pewaris bangsa Indonesia berkewajiban menjadi orang-orang penerus, menjadi anak-anak bansga yang, terus belajar, kerja keras, dan terus menjaga diri sendiri, menjaga keluarga, menjaga Alam sekitar, menjaga masyarakat (desa, kampung, dusun) kita dan menjaga sang Saka Merah Putih, di bumi pertiwi.
UUD 45 sebagai dasar kitab tertinggi negara kita,, yang memayungi segenap bangsa kita, maka kita harus bisa menjaga panji-panji ke-pahlawa-nan yang berakar dari perjuangan para pahlawan kita,

Nasionalisme kebangsaan kita janganlah rapuh !!!! Nasionalisme kita janganlah pudar !!!
otak kita jangan kotori dengan racun peradaban modern, ... belajarlah dengan baik, tanya kepada mereka yang pintar kepada mereka (petani di sawah, tukang becak dijalanan, guru di bangku sekolah, saudara-saudara kita, pedagang kaki lima di pasar, pengusaha di pabrik, PNS dikantor, peneliti,,,,,buruh tani di sawah.. !!

Saya
sedang belajar memahami perjuangan dengan cara:
1. Minta ajari atas pengetahuan mereka
2. Minta motivasi agar kita semangat
3. Minta bimbingan agar kita tidak salah jalan
4. Minta diberi pengetahuan untuk modal berpikir

Sebab Mereka !!!, saudara-sudara kita yang akan membantu kita di dunia yang hanya sebentar ini....

Hormatilah aturan adat, hormatilah aturan yang ada, kritik pejabat atau pemerintah yang tidak berpihak dan membela rakyat. Ayyyyyoo kita kerja keras, pantang mundur.!!!

Selamatkan bumi Indonesia, selamatkan bumi kita !!, bukan hanya hadiah dari yang harus diterima, tapi Ayo,,, INDONESIA RAYA KITA JAGA BERSAMA"

Minggu, 05 September 2010

eko wahyudi

eko wahyudi: "- Sent using Google Toolbar"

SISTEM DEMOKRASI NEOLIBERAL PILKADAL KEBUMEN

MELEMAHKAN POSISI TAWAR PARTAI POLITIK
Di era pemilu 2010 ini trend perjalanan Pilkada sepertinya halnya Kebumen, yang berjumlah pemilih sekitar 900 ribu ini dan golput tahap 11 april 40% dan 6 juni tahap 2 sekitar 40% ini menghasilkan sebuah perbedaan dan perubahan yang luar biasa di era transisi demokrasi pancasial ke. Demokrasi prosedural dengan system neoliberal ini.

Demokrasi Neoliberal pada Pilkadal sebagai pemicu “melemahnya peranan posisi tawar partai yang dulunya sebagai wadah atas aspirasi keinginan pemilih partai, sekarang mulai ditinggalkan, Sehingga menimbulkan ketidakpercayaan konstituen dengan partai.

Jika dilihat dari fungsi partai politik sebagai lembaga resmi untuk bisa menjadi produk undang-undang hukum bagi kedaulatan rakyat yang semakin melemah. Kelemahan ini ditandai dengan adanya system undang-undang pemilu demokrasi neoloberal yang berdasarakan kekuatan kekuasaan.

Fungsi partai politik sebagai pemegang otoritas penuh ini menjadi sangat dilematis, karena tidak adanya bangunan kuat atas aspirasi konstituen, serta tidak adanya keunggulan program kerja yang bersumber dari AD/ART dan cita-cita perubahan partai politik dilaksanakan dengan baik.

Atas perjalanan Pilkadal yang membutuhkan dana besar dari APBD, Maka kami dari DPC REPDEM (Relawan Perjuangan Demokrasi) Kebumen, menemukan beberapa kelemahan posisi tawar karena factor undang-undang pemilu dan dinamakan masyarakat (serta konstituen partai politik yang lebih bepikir alternatif demi sebuah aspirasi hak politik sebagai pemilih.

YAKNI:

1. Tidak adanya pendidikan politik dari bagi kader partai politik atau pemilih, sehingga tidak ada pemilih idiologis, sehinga berdampak pada nilai kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpin.
2. Adanya kekuatan kharismatis dan populernya calon pemimpin, sehingga ada tercerabutnya calon pemimpin dengan visi misi dalam program partai politik, sehingga kurang sinkron antara partai politik sebagai alat perjuangan dengan kebutuhan konstituen partai.
3. Tidak adanya ruang partisipasi dan ide gagasan bagi konstituen partai, terutama pada wilayah kebijakan partai politik, sehingga dalam penyusunan kebijakan yang terjadi otoritarisme lembaga partai ditinggalkan oleh konstituen partai sesuai dengan kepentingan.
4. Adanya kekuatan partai besar dan kecil yang semu, atau partai kursi dan non kursi parlement. Ketika partai yang harus koalisi (gabungan partai tidak se-idiologi) karena UU pemilu mensyaratkan jumlah kursi parlement sesuatu dengan quota.
5. Pemilih cenderung pragmatis dan anti pati dengan adanya keberadaan partai yang menjadi penguasa atau pejabat, dengan tindak korupsi, adudomba, konflik internal abmoral, perselingkungan idiologi dan pengkhianatan partai.
6. Ketidaktegasan pimpinan partai dalam menyikapi perkembangan kebutuhan konstituen, sebagai dasar arah perjuangan partai yang sebagai partai sebagai sebagai wadah aspirasi.

Harapanya:

Adanya pembenahan bagi semua partai politik di Kebumen, yang sesuai dengan fungsi dan tujuan didirikan partai sebagai tempat aspirasi dan berjuang dalam kebijakan pembangunan.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Revolusi Bergerak," Walaupun Berdarah-darah"


2010; Revolusi jilid 2 Dipercepat.. !!
Kemiskinan Struktural…..
Kebodohan ada dimana- mana ,.
Mahalnya Biaya Pendidikan,,,
Mahalnya Kebutuhan Sembako…
Hancurnya Budaya Asli Bangsa Kita..

Dan Jiwa Konsumen Di Era Jaman Edan
(globalisasi + pasar bebas+internet maya) Ini.
Semuanya Inilah Adalah Hasil dan cita- cita mereka
Maha Dahsyat Negara Dunia Pertama…(Neoliberal+kapitalisme)

Tunggu Perlawanan Rakyat Bambuuu Runcing tancapkan dimana mana
Kita Melawan Mereka !!!!! Dengan Hitungan Hari…

Ingat … !! Kita Adalah Negara Besar,, Kaya, Dan Berwibawa….
Kita Tidak Usah Mengandalkan Pemimpin Kita….
Lurah, Bupati… Rector… Gubernur.. Menteri..Anggota DPRD Sampai Presiden…
(Mereka Tidak Serius Memikirkan Kita).
Mereka Menjual Kita Atas Nama Pembangunan..!!
Tapi Bohong-Bohong Dan Klaim Politik PARA Pemimpin kita.
Hanya Rakyat-lah (kita semua) Yang Bisa Merubah
Dan Menjadi Pemegang Kedaualatan Bangsa Kita..
Rakyatlah Yang Memiliki Merah Putih..
Tahun 2010… saatnya REVOLUSI DI PERCEPAT..
peperangan di mulai.. !!!!


Revolusi sebagai langkah tepat bangun peradaban baru NKRI. Keinginan revolusi adalah sebuah keinginan bersama-sama atas sebuah peradaban baru yang lebih baik, revolusi tanpa darah atau tetap berdarah adalah sebuah konsekuensi kita bersama untuk menanggung sebuah resiko, tapi resiko ini lebih kecil dari pada nilai perubahan peradaban dari hasil Revolusi.

Banyak orang takut mendengar kata-kata Revolusi, banyak orang tidak suka mendengar kata Revolusi, apalagi melaksanakan dengan konkret, revolusi adalah merupakan tindakan mulya seandainya kita bisa membahas dan mempelajari arti dan dasar filosofi daripada revolusi.
Indonesia merdeka adalah karena Revolusi, Indonesia menjadi sebuah Negara demokrasi karena adalah hasil Revolusi yang lama dipikirkan, sekarang tahun 2010 sebenarnya apa yang tepat untuk membangun peradaban baru dengan Revolusi di negeri yang merah putih dna kaya raya ini.
Sudah lama kita dan rakyat bangsa Indoensia ditipu ditindas dan dibodohi,, tapi kita tetap menginginkan sebuah Revolusi untuk mencapai tatananan baru dibidang tata pemerintahan, pelayanan birokrasi, tekhnologi, kelautan, Pertanian, ekonomi kerakyatan dan kebudayaan .
REVOLUSI adalah sebuah gagasan yang paling pas untuk kita perlawanan menolak adanya korban kekejaman budaya luar negeri yang telah menghancurkan NKRI dan